NEWS  

Maros di Puncak Kemarau

Seorang petani di sawah yang kekeringan. (FOTO: ILUSTRASI)

MATAMAROS.COM — Kabupaten Maros sedang di puncak musim kemarau. Ditandai dengan tidak adanya hujan 30 hari, bahkan lebih.

Kepala Stasiun Klimatologi Sulsel, Ayi Sudrajat, mengatakan, bahkan ada beberapa wilayah di Kabupaten Maros sudah 47 hari tidak ada hujan.

Puncak musim kemarau juga ditandai dengan meningkatnya suhu udara. Kemudian, adanya fenomena lokal yakni angin fohn atau yang biasa disebut angin barubu yang disertai dengan udara panas.

Ayi menuturkan, tanaman apapun yang dilalui seperti padi, bakal mengalami kekeringan atau kepanasan.

“Nah contoh kasusnya di (Kecamatan) Maros Baru. Tanaman padinya dipanen lebih cepat, karena proses pematangannya lebih cepat,” sebutnya, Rabu, 21 Agustus 2024.

Puncak musim kemarau secara umum sudah terjadi di bagian selatan Sulsel seperti Maros, Takalar, dan Jeneponto.

“Sementara di daerah utara seperti Luwu dan sebagainya itu masih ada hujan,” imbuhnya.

Diperkirakan musim hujan baru akan mulai terjadi di Kabupaten Maros pada Oktober mendatang. (ast)