NEWS  

Waktunya Bersamaan, Bupati Maros Bicara di Dua Event Pariwisata Sekaligus, Kok Bisa?

Chaidir Syam meluncurkan "Istana Karst" di Kecamatan Bontoa, Maros, sekaligus tampil jadi pembicara di Indonesia Digital Conference (IDC) 2021 via Zoom. (FOTO: MM)

MAROS, MM – Energi relatif besar dikeluarkan Bupati Maros, Chaidir Syam, Kamis pagi, 18 November 2021. Dia harus berbicara pada dua event pariwisata dalam waktu bersamaan.

Chaidir yang didaulat sebagai pembicara pada Indonesia Digital Conference (IDC) 2021 mulai memasuki “ruang” pertemuan di Zoom kira-kira pukul 10.00 Wita. Dia mengikuti acara pembukaan dari dalam mobil yang melaju. Mengenakan kemeja batik, pria 44 tahun itu menyimak serius kegiatan, yang dimulai dengan sambutan Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta.

Belum tiba giliran berbicara di IDC itu, Chaidir sudah sampai di lokasi launching “Istana Karst” di Kecamatan Bontoa. Mantan ketua DPRD Maros itu membuka acara dan bersemangat mengulas pariwisata dalam sambutannya.

Istana Karst adalah program kerja sama Pemkab Maros dengan Poltekpar Makassar. Lokasinya berada di bentangan Maros-Pangkep Geopark yang sedang menanti penilaian untuk menjadi Unesco Global Geopark.

Selesai membuka acara dan sambutan, Chaidir harus mulai melakukan perjalanan lagi. Sebab acara selanjutnya menanti di Grand Mall, Batangase, Mandai. Pada waktu bersamaan, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, telah selesai berbicara di IDC 2021. Itu artinya tibalah giliran Chaidir.

Namun Chaidir mampu menjalankan amanah itu dengan baik. Kembali dari atas mobil dinasnya, perangkat tablet ditegakkan di jok, dan mulailah dia mengulas soal digitalisasi pariwisata Maros, sesuai tema acara tersebut.

Chaidir memaparkan betapa pariwisata Maros dalam beberapa tahun terakhir, begitu fokus pada digitalisasi. Dimulai dari pendataan sumber dan potensi wisata, melakukan dokumentasi, serta sosialisasi masif melalui media sosial dan platform lainnya.

Segala informasi mengenai destinasi wisata di Butta Salewangang, julukan Maros, kini dengan mudah bisa didapat hanya dengan gerakan ujung jari. Semua bisa dibaca, didengar, bahkan ditonton melalui berbagai saluran.

Kepada AMSI Sulsel yang jadi tuan rumah IDC 2021 untuk wilayah Sulsel, Chaidir berharap bisa mengeksplor mengenai dua hal yang mengguncang dunia dari Maros.

Chaidir merinci. Pertama, penemuan lukisan tertua di kawasan karst, Leang-leang,. Lukisan yang diperkirakan ada sejak 45 ribu tahun lalu. Mengalahkan lukisan tertua sebelumnya yang ada di Spanyol.

Kedua, imbuh alumni Ilmu Pemerintahan Unhas itu, adalah temuan DNA manusia tertua di Leang Panning, Kecamatan Mallawa. Usianya diprediksi lebih dari 7.500 tahun.

“Teman-teman media di AMSI harus mendukung kami untuk semakin memperkuat literasi mengenai dua hal itu. Dua-duanya mengguncang dunia, terutama kalangan arkeolog di seluruh penjuru bumi,” ucap Chaidir.

Usai berbicara, Chaidir tak menutup Zoom. Dia menyimak pemaparan narasumber lain dan juga respons peserta, masih dari atas mobil yang hendak membawanya ke Grand Mall. Hingga webinar IDC 2021 selesai, Chaidir juga sudah tiba di Grand Mall. Dia pun mengikuti acara selanjutnya, masih dengan senyum dan antusiasme yang sama sejak pagi. Meski kegiatannya begitu padat.

Chaidir sekaligus menunjukkan keseriusannya mengembangkan pariwisata Maros. Waktunya banyak terpakai untuk memikirkan dan membuat aksi di sektor itu. Kemarin dia juga hadiri Pekan Raya Sulsel di Makassar, untuk ikut mempromosikan langsung potensi-potensi destinasi serta produk kerajinan dari daerahnya. (abr)