NEWS  

Impian Mustahik Tak Mustahil Lagi

Penyerahan simbolis kunci rumah kepada Besse, penerima bantuan bedah rumah Baznas.

Selama 23 tahun Baznas sanggup menjadi jembatan kebaikan. Jembatan yang mempertemukan niat baik para muzaki dan harapan para mustahik.

BESSE sudah cukup berumur, sudah 80 tahun. Namun itu mungkin menjadi salah satu hari terindah dalam hidupnya dan akan sulit dilupakan. Hari ketika pintu rumah dibuka dan untuk pertama kalinya dia melihat semuanya begitu rapi.

Lantai sudah bukan tanah lagi. Atap tak bocor lagi. Tiang-tiang rumah tidak lapuk lagi. Bahkan pintu yang didorongnya hari itu pun sudah tidak terbuat dari papan bekas yang ditempeli seng lagi, melainkan pintu berkusen kayu jati.

Hanya satu yang tidak berubah, luas rumah. Namun, Besse kini jauh merasa lebih leluasa. Akhirnya dia punya rumah. Ya, sebelumnya bangunan itu lebih layak disebut sebagai gubuk. Tetapi kini, rumah itu begitu istimewa untuknya. Interior menggunakan cat warna putih sehingga kian menimbulkan rasa lapang.

Tarima kasi iya maneng-manenna, tarima kasih. Kutarimai kasi,” ucap Besse ketika menerima mikrofon dari pembawa acara. Perempuan tua berkerudung merah itu tak sanggup menahan air mata. Dia berbicara dalam bahasa Bugis, yang artinya kira-kira “Terima kasih kepada semuanya, terima kasih. Saya terima dengan penuh syukur.”

Besse adalah penerima program bedah Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kompleks Perhubungan, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Program yang digelar Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Maros.

Ketua Baznas Maros, Andi Said Patombongi saat acara penyerahan itu mengatakan, bedah rumah kali ini adalah yang ke-13 dari 77 rumah yang menjadi targetnya.

“Sepertinya bakalan lebih dari target, karena satu desa satu satu rumah,” ucap Ustaz Andis, sapaan akrab Andi Said Patombongi.

Setelah Ustaz Andis dan beberapa pejabat lain memberi kata-kata sambutan di pekarangan, tibalah saatnya semua yang hadir untuk melihat bagian dalam rumah. Suasananya mirip ketika pembawa acara reality show di sebuah stasiun televisi mempersilakan penerima bantuan untuk memasuki rumah barunya. Semua orang memasang mimik penasaran, para tetangga apa lagi.

Bukan pejabat, bukan bupati yang pertama kali membuka pintu. Semua sepakat untuk mempersilakan Besse yang pertama memasuki rumah itu setelah diresmikan dan diserahkan.

Dengan sebuah dorongan pelan, pintu terbuka. Besse mengucap assalamualaikum, lalu suasana haru menyergapnya.

Di dalam rupanya sudah tersedia baje hingga onde-onde. Itu adalah kue-kue yang orang Bugis biasa suguhkan ketika masuk rumah. Semuanya memiliki rasa manis dengan filosofi agar kehidupan sang pemilik rumah ke depannya bisa seperti itu.

Para tamu duduk bersila. Besse berada di antaranya dan terus menjadi sorotan orang-orang yang menyalakan kamera ponsel. Dia tersenyum sepanjang waktu dan mengucap terima kasih kepada hampir semua orang di situ. Dia sepertinya tahu, bantuan ini adalah buah kerja sama banyak pihak. Terutama para muzaki, orang-orang yang membayar zakatnya melalui Baznas Maros.

Ustaz Andis menyebut bahwa rehab rumah Besse tidak dilakukan begitu saja. Selama berhari-hari tim survei bekerja. Merekalah yang menilai kelayakan sebuah keluarga menerima bantuan.

“Termasuk mencari tahu apakah memang tidak ada keluarganya yang bisa menangani. Kalau memang tidak mampu, maka kami yang ambil alih,” jelas mantan Wakil Ketua DPRD Maros itu.

Estimasi biaya satu rumah berkisar Rp20 juta. “Rata-rata Rp20-30 jutaan. Insyaallah masih akan terus berlanjut,” ucapnya.

Ustaz Andis berharap pemerintah masing-masing desa dan kelurahan terus menggenjot pergerakan unit pengumpul zakat (UPZ) di daerah.

Baznas Maros juga menggandeng berbagai pihak untuk terus menyalurkan bantuan bagi mustahik. Untuk rumah Besse itu, kerja sama dilakukan bersama Airnav, khususnya masjid yang berada di kompleks perusahaan navigasi penerbangan itu. Sebab tempat tinggal Besse memang berada tidak jauh dari Bandara Sultan Hasanuddin.

GM Airnav Makassar, Endaryono mengatakan, serah terima rumah tinggal layak huni ini dilaksanakan atas dasar kolaborasi kepedulian.

“Tentu kami berharap dan berdoa agar makin banyak masjid di Kabupaten Maros yang ikut terlibat menebar kebermanfaatan. Hadirnya masjid tidak hanya dijadikan sebagai fasilitas ibadah spiritual. Baitullah haruslah menjadi masjid yang multi manfaat,” kata Endaryono.

Salah seorang pejabat di Pemkab Maros, Muhammad Ilham Halimsyah mengatakan, kondisi rumah Besse memang sudah memprihatinkan dan layak dapat bedah rumah.

“Kehidupannya itu pas-pasan. Jadi kita koordinasikan ke Baznas untuk diberikan bedah rumah,” bebernya.

Ilham menyebut program seperti ini sangat membantu masyarakat. “Juga bisa memotivasi masyakarat lainnya untuk berzakat. Sebab zakat akan dikembalikan juga ke warga yang tidak mampu,” ucapnya.

Besse pun lagi-lagi tak kuasa menahan tangis, pundaknya ditepuk-tepuk Ilhamsyah.

Jembatan Harapan

Baznas memang menjadi harapan untuk menjembatani para mustahik, orang-orang fakir atau miskin yang layak menerima zakat.

Baznas Maros selalu menyebut bahwa para mustahik juga punya impian. Dan tak selalu bisa diwujudkan seorang diri. Terkadang bantuan datang dari orang-orang yang tidak dikenal, yang menjadi perantara mewujudkan impian itu.

Pada 4 Januari 2024, Subaedah, warga Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, juga mendapati rumahnya tak rapuh lagi. Sudah tidak ada juga bilik bambu sebagai sekat ruangan. Impian nenek 84 tahun itu terwujud berkat zakat dari para muzaki.

Pada akhir 2023 lalu, 107 mahasiswa pun mendapatkan jalan keluar untuk menyelesaikan studi mereka. Baznas membagikan beasiswa.

Bupati Maros, Chadiri Syam hingga Wakil Ketua II Baznas Sulsel Muhammad Ishaq Samad hadir untuk memperlihatkan apresiasi terhadap apa yang dilakukan Baznas Maros.

Ketua Baznas Maros, Andi Said Pattombongi menjelaskan bahwa sebelumnya ada 120 pendaftar dalam program beasiswa penyelesaian studi ini. Namun setelah melalui berbagai tahapan dan verifikasi, tersaring menjadi 107 orang.

Dia berharap bantuan ini bisa meringankan biaya penyelesaian mahasiswa di Kabupaten Maros.

“Jadi memang beasiswa penyelesaian studi ini kita khususkan bagi warga Maros, semoga bisa membantu mereka yang sedang melakukan penyelesaian studi akhir,” harapnya.

Baznas Maros juga mendidik kaum santri di Maros, khususnya dari keluarga kurang mampu, untuk menumbuhkan kemandirian lewat berwirausaha. Pimpinan Baznas RI Bidang Koordinasi Nasional, KH Achmad Sudrajat termasuk yang hadir memberi motivasi.

“Santri harus menjadi momentum pergerakan bangsa. Gerakan tersebut salah satunya ialah melalui kekuatan ekonomi. Maka kita tingkatkan jiwa kewirausahaannya,” ujar Achmad Sudrajat.

Dia yakin program Santripreneur ini membentuk suatu ekosistem yang saling mendukung keberlangsungan, pertumbuhan, dan perkembangan  UMKM santri yang produktif. Seluruh pihak dengan kelebihan masing-masing akan bergabung menjadi mentor, advisor, dan supporting program.

Polanya dimulai dari mustahik, selanjutnya diintervensi Baznas, kemudian akan diberikan program pendistribusian dan pendayagunaan. Targetnya adalah moving out poverty atau keluar dari kemiskinan dan moving out mustahik (keluar dari penerima zakat). Hingga mencapai tujuan akhir ialah menjadi pembayar zakat.

Achmad mengatakan, melalui program Santripreneur Baznas, santri-santri diharapkan dapat memiliki semangat untuk berwirausaha sehingga ke depan dapat mandiri secara ekonomi dan berkembang.

Baznas Maros pun menjadikan pelatihan kewirausahaan santri tersebut menjadi salah satu program yang diusung untuk pengentasan kemiskinan ekstrem.

“Peserta pada pelatihan berjumlah 50 orang santri dan beberapa Mitra BMD (Baznas Microfinance Desa). Pelatihan ini bertujuan melahirkan pengusaha-pengusaha dari kalangan santri ke depan,” ucap Ustaz Andis.

Bicara mengenai BMD atau Baznas Microfinance Desa, Baznas Maros menjadikan itu sebagai salah sati program pemberdayaan.

Baznas Maros membentuk BMD untuk menyalurkan bantuan dana tanpa bunga kepada masyarakat untuk mendirikan dan mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Kita salurkan ke home industry. Di antaranya usaha olahan keripik, camilan, dan beberapa lagi. Selain bantuan modal usaha tanpa bunga, diberikan juga pendampingan agar semakin berkembang dan terarah,” ungkap Ustaz Andis.

Efek ekonomi yang dihadirkan pun meluas. Sebab para UMKM tak hanya membuat pemiliknya punya penghasilan, namun juga membuka lapangan pekerjaan bagi tetangga dan warga sekitar.

Ustaz Andis menjelaskan, ada dua sistem pendistribusian zakat di Baznas Maros; konsumtif dan pemberdayaan. Untuk konsumtif diberikan kepada penerima manfaat yang masuk dalam delapan golongan.

“Orang yang tidak memiliki harta, orang yang penghasilannya tidak mencukupi, panitia penerima dan pengelola zakat dan infak, mualaf, hamba sahaya, orang yang memiliki banyak utang, pejuang di jalan Allah, musafir, dan pelajar perantauan,” katanya.

Bikin Waralaba

Anda juga perlu tahu, Baznas Maros meluncurkan inovasi usaha waralaba untuk mustahik. Memang tak sebesar bisnis ayam-ayam goreng yang terkenal itu, namun ini tidak kalah sebab menjadi jembatan kebaikan.

Baznas Maros meluncurkan program ZChicken, sekaligus menjadi merek ayam goring krispinya. Ini upaya mengangkat perekonomian mustahik melalui penyaluran bantuan usaha.

Baznas Maros sudah menyediakan semuanya, lengkap. Baik etalase hingga strategi pemasarannya. Bahan baku mentah ayam yang sudah diberi bumbu beserta tepung bumbunya dibagikan untuk dimaksimalkan para mustahik dalam usahanya.

ZChicken mengusung pemberdayaan di bidang kuliner dengan konsep usaha waralaba ayam krispi. Melalui bantuan produktif ini, Baznas Maros berharap dapat membantu mengangkat perekonomian masyarakat. Membuat para mustahik mandiri dan nanti bisa menjadi muzaki juga.

Baznas Maros berupaya mengkampanyekan bahwa zakat yang disalurkan di lembaga yang tepat, akan tiba pula di tangan orang yang tepat. Baznas Maros menyadari dahulu muzaki kadang ragu mesti menyalurkan zakatnya ke mana.

Salah satu mitra usaha ayam goreng ZChicken yang digawangi Baznas Maros.

Namun dengan kehadiran Baznas, pengumpulan hingga pendistribusian zakat menjadi jelas dan transparan. Publik bahkan diberi pintu seluas-luasnya untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

Pada Agustus 2023 lalu, Baznas Maros kembali menyalurkan bantuan modal usaha tanpa bunga. Ada 32 mustahik yang menerima dengan total bantuan Rp90.960.000. Para penerima telah melalui tahap seleksi untuk memastikan mereka masuk kriteria. Pertimbangan yang diberikan bantuan adalah usaha yang memiliki potensi pertumbuhan dan memberi manfaat untuk penerima dan masyarakat di sekitarnya.

“Diharapkan bantuan ini tak hanya memberikan dampak positif secara finansial, namun juga memberikan semangat dan motivasi bagi penerima untuk terus berkembang dalam usaha mereka,” ucap Ustaz Andis.

Atasi Kekeringan

Baznas Maros juga hadir di tengah-tengah warga yang dilanda kekeringan ekstrem, September-November 2023 lalu. Warga Kecamatan Bontoa yang merasakan dampak kekeringan ekstrem mendapat tambahan bantuan air bersih.

Baznas menyalurkan 75.000 liter air. Diangkut dengan mobil tangki.

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian Baznas Maros, Mager, mengatakan, penyaluran air bersih akan dilakukan empat hari. Baznas menggandeng Damkar Maros, BPBD Maros, PMI Maros, Abu Darda, Arunesia, dan Kurir Langit.

“Mereka mengatur distribusi air bersih dengan efisien dan merata, sehingga mencakup mereka yang benar-benar membutuhkan,” kata Mager.

Seorang relawan mengisi wadah-wadah air milik warga Dusun Desa Pappaka, Desa Minasa Upa, Kecamatan Bontoa, Rabu, 23 Agustus 2023.

Kepala Dusun Desa Pappaka, Desa Minasa Upa, Dahla mengungkapkan, kekeringan dan minimnya air bersih sudah lama membuat warga desa kesusahan..

“Kekeringan selama berbulan-bulan sudah dialami warga, mengakibatkan mata air dan penampungan air hujan habis,” terangnya.

Dahla menyebut inisiatif Baznas ini patut disyukuri. Setidaknya dapat membantu mengurangi dampak krisis air yang sedang dihadapi.

Bantu Honorer

Salah satu terobosan Baznas Maros lainnya adalah memberi bantuan uang tunai kepada tenaga honorer pemda. Mereka yang tidak punya status dan pendapatan tetap namun terus membantu pemerintah daerah melayani masyarakat.

Program itu pun mendapat apresiasi dari Jakarta. Pimpinan Baznas RI Bidang Koordinasi Nasional, Achmad Sudrajat menuturkan, bantuan 210 orang tenaga honorer Pemkab Maros layak dicontoh.

Bantuan tersebut, kata Achmad, dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para tenaga honorer yang biasanya mendapatkan kompensasi berbeda dibanding PNS. Setidaknya membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.

“Selain itu, dengan membantu para tenaga honorer mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, mereka mungkin bisa lebih fokus dan berdedikasi dalam pekerjaan mereka, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja,” kata Achmad.

Achmad berharap pola tersebut dapat dicontoh di berba

Bupati Maros, Chaidir Syam bersama pimpinan Baznas Maros menyerahkan bantuan kepada 210 tenaga honorer.

gai daerah, karena dapat berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.

“Jika diterapkan merata, tentu ekonomi masyarakat akan makin berputar dan memberi manfaat kepada lingkungan sekitar,” katanya.

Baznas Maros membagikan bantuan berupa uang tunai kepada 210 orang tenaga honorer. Bupati Maros, Chaidir Syam, yang menyerahkan bantuan menuturkan, langkah Baznas ini wujud nyata dukungan terhadap tenaga honorer yang telah memberikan kontribusi penting bagi kelancaran operasional pemerintahan di Butta Salewangang.

“Kami mengakui peran vital yang dimainkan oleh tenaga honorer dalam menjaga kelancaran berbagai aktivitas pemerintahan. Bantuan ini diharapkan dapat membantu meringankan beban finansial mereka,” ujarnya.

Kejutan THR

Selain itu, Baznas Maros juga rutin mendistribusikan Zakat Infaq Sedekah (ZIS) Ramadan. Ribuan  penerima manfaat mendapat “hadiah hari raya” setiap tahunnya.

Seluruh desa/kelurahan di Maros yang berjumlah 103 mengirim hingga 10 mustahik. Mereka masing-masing menerima uang tunai, semacam THR. Nama-nama warga berdasarkan informasi UPZ berkoordinasi dengan kepala desa.

Ustaz Andis menyebut, pihaknya selalu terus memaksimalkan penyaluran. Jika belum tuntas di Ramadan, akan dilanjut setelah bulan suci.

Tahun lalu, Bupati Maros juga menyalurkan zakat pribadinya sebesar Rp20 juta karena saking kagumnya dengan kinerja Baznas Maros.”Saya menilai Baznas Maros bekerja luar biasa,” ucapnya.

Selain penyaluran di bulan Ramadan, Baznas juga aktif membantu masyarakat dalam berbagai bentuk. Seperti melakukan bedah rumah, membantu pengobatan, memberikan modal usaha, membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan pangan, dan lainnya.

Sebelumnya, rezeki akhir tahun didapat 3.058 pelaku pendidikan keagamaan dari 14 kecamatan di Kabupaten Maros. Mereka menerima distribusi zakat dari Baznas Maros bersama Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Maros.

Pendistribusian kali ini spesial. Sebab, sifatnya pendidikan. Penerima manfaat yakni guru TPA, guru ponpes, imam masjid, anak-anak TPA, serta santri.

Tenaga pendidik keagamaan mendapat dana tunai. Sebab, banyak dari mereka yang kesejahteraannya dianggap masih rendah.

“Kami membantu pemerintah untuk memberikan pendistribusian dana kepada guru mengaji, guru pesantren, santri, dan lainnya,” ucap Ustaz Andis.

“Mayoritas dana yang diberikan ini berasal dari UPZ Kemenag Maros,” jelasnya lagi.

Ketua UPZ Kantor Kemenag Kabupaten Maros, Ramli mengatakan, Baznas dapat dipercaya dalam pendistribusian zakat, infak, dan sedekah. Pihaknya pun telah mempercayakan 2,5 persen gaji pegawai Kemenag Maros kepada Baznas untuk disalurkan.

“Seluruh gaji 397 pegawai Kemenag yang tersebar di 14 KUA kecamatan telah dipotong 2,5 persen tiap bulannya oleh bendahara. Alhamdulillah setiap bulan terkumpul 25 juta. Dalam hal penyaluran kita bekerja sama dengan Baznas,” jelas Ramli.

Bupati Maros, Chaidir Syam juga mengungkapkan Baznas adalah penyalur zakat yang tepercaya.

“Baznas telah diuji dengan sangat transparan, telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Badan Pemeriksa Baznas pusat. Saya secara pribadi dan sebagai Bupati Maros sangat percaya dengan Baznas,” ungkapnya.

Alumni Ilmu Pemerintahan Unhas itu melanjutkan, memang banyak yang ingin memberikan langsung zakat, infak, dan sedekahnya kepada orang yang membutuhkan. Meskipun begitu, ada baiknya jika itu bisa disalurkan merata. Salah satu badan yang bisa menyalurkan secara merata adalah Baznas.

“Baznas melakukan pemetaan. Sebelumnya petugas kebersihan, lalu para mustahik, sekarang guru-guru keagamaan, guru tahfiz, guru TPA, dan guru pondok pesantren,” tuturnya.

Gandeng Polisi

Baznas Maros pun menjalin kerja sama dengan Polres Maros. Petugas penyaluran zakat dikawal polisi. Pembagian zakat hingga sedekah ke tingkat kelurahan dan desa melibatkan anggota kedua institusi itu.

Kerja sama tersebut khusus untuk zakat dari para anggota Polres Maros (termasuk 10 polsek jajaran) dan keluarga masing-masing disalurkan lewat Baznas Maros.

Hampir 1.000 anggota Polri, termasuk keluarganya yang membayar zakat plus sedekah melalui Baznas Maros.

Kompol Sainuddin menambahkan bahwa penyaluran zakat dari keluarga besar Polres Maros ini rutin setiap tahun, lewat Baznas Maros.

“Alhamdulillah pihak Baznas mempercayakan kepada kami untuk menyalurkannya secara bersama-sama di setiap kelurahan dan desa di wilayah Kabupaten Maros,” ujarnya.

Untuk Palestina

Terpisah jarak yang jauh, namun hati masyarakat Maros dekat dengan warga Palestina. Baznas Maros telah membuktikan. Penggalangan dana yang dilakukan kurang dari sebulan di daerah ini menghasilkan Rp671.803.800.

Pengumuman hasil penggalangan dana dilakukan pada acara Doa dan Istighosah Akbar di Gedung Serbaguna, Maros, beberapa waktu lalu.

Ketua panitia Sastra Darmakusuma menuturkan, aksi penggalangan dana dilakukan lintas organisasi. Komunitas dan ormas bahu-membahu di bawah koordinasi Baznas Kabupaten Maros.

“Mulai dari program Sedekah Seribu Sehari hingga berbagai kegiatan,” ujarnya.

Ketua Kurir Langit Maros itu menambahkan, angka Rp671.803.800 belum final karena pada acara Doa dan Istighosah Akbar juga banyak yang berinfak.

Hasil penggalangan dana kemudian diserahkan Bupati Maros, Chaidir Syam kepada Ketua Baznas Provinsi Sulsel, M Khidri Alwi yang juga hadir di Gedung Serbaguna.

Chaidir mengaku takjub karena target hanya Rp200 juta namun realisasi jauh di atas itu. “Namun ini bukan tentang seberapa banyak nilainya, tapi keikhlasannya. Ini juga membuktikan rasa kemanusiaan yang dimiliki masyarakat Maros untuk saudara-saudara kita di Palestina yang terus dizalimi,” katanya.

Chaidir sebelumnya menerbitkan surat edaran kepada instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk menggalang dana bagi Palestina. Baznas dan MUI Maros kemudian menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi, di antaranya Kurir Langit dan beberapa lainnya.

Doa dan Istighosah Akbar dihadiri ratusan orang. Ada persembahan lagu, puisi, hingga orasi kemanusiaan. Orasi dibawakan Ketua Baznas Maros, Andi Said Patombongi.

Salah satu penampilan pada Doa dan Istighosah Akbar di Gedung Serbaguna, Maros. Penggalangan donasi dikoordinatori Baznas Maros.

Selain bupati, hadir juga Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari yang mengenakan jilbab bertema Palestina. Hadir juga Ketua DPRD Maros, Andi Patarai Amir, Sekda Maros, Andi Davied Syamsuddin, dan lainnya. Kegiatan memilih tema “Membasuh Luka Palestina”.

Baznas Maros, kata Ustaz Andis, tak akan berhenti mengajak para muzaki. Dan Baznas menjawab kepercayaan yang diberikan dengan selalu menyalurkannya ke tangan orang yang tepat. (imam dzulkifli)