NEWS  

Memberi Makna di 3.178 Desa, Dari Pesisir hingga Kampung Kecil BJ Habibie

Penyerahan beasiswa dari BRI kepada anak-anak berprestasi di Desa Majannang, Maros, Sulawesi Selatan. (FOTO: MATAMAROS.COM)

BRI memperlihatkan keseriusan sebagai ESG Initiative di Indonesia lewat program dan sentuhan humanis ke warga desa.

 ***

SINAR matahari di Majannang, desa pesisir di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, begitu terik siang itu, Kamis, 5 Oktober 2023. Sudah beberapa pekan tidak turun hujan. BMKG bilang ini puncak kemarau. Pertengahan bulan depan baru akan ada guyuran air dari langit. Itu pun baru prediksi.

Debu beterbangan di antara jalan setapak yang membelah empang-empang milik warga. Daun-daun kering disapu angin. Tetapi di dalam aula kantor desa, 20 puluh anak-anak menunggu dengan tenang. Mereka menggunakan seragam putih-merah sekolah dasar.

Sebuah meja panjang dilapisi taplak berwarna biru. Di belakangnya ada selembar spanduk yang ditempel di dinding menggunakan selotip hitam.

“Apresiasi Dana Pendidikan untuk 1.800 Anak-anak Beprestasi di Desa Brilian”. Begitu tulisan yang tertera di spanduk.

Ya, ada 1.800 anak-anak di seluruh Indonesia yang menerima beasiswa itu dan 20 di antaranya ada di Majannang. Mereka adalah para murid sekolah dasar yang menonjol di sekolahnya. Ada yang jago matematika, main sepak bola, menyanyi dan menari, dan bakat lainnya.

Setiap anak kebagian nominal yang relatif besar. “Masing-masing pelajar mendapatkan Rp5 juta,” ungkap Safril Haryo Septiadi, Pimpinan Cabang BRI Maros, yang siang itu datang ke Majannang untuk bersua para penerima apresiasi pendidikan dana.

Bantuan yang diberikan berupa dana tabungan yang diperuntukkan sebagai penunjang segala aktivitas belajar mengajar, seperti perlengkapan dan seragam sekolah.

Kepala Desa Majannang, Junaedi menyebut anak-anak penerima beasiswa itu adalah sosok berprestasi. “Kami pilih yang peringkat satu di sekolah, juara di kesenian dan olahraga,” tutur pria yang saat acara penyerahan itu mengenakan kemeja batik lengan pendek.

Program Desa Brilian yang diluncurkan BRI sejak 2020 adalah bagian dari ungkapan “terima kasih” BRI kepada desa di seluruh Indonesia karena terus menjadi pilihan utama masyarakat hingga pelosok.

Tidak ada bank yang seserius dan sejauh BRI membangun infrastruktur. ATM BRI bisa ditemukan di dekat pasar atau lapangan atau poskamling di desa. Agen-agen Brilink (lakupandai) bisa didapat di warung-warung kelontong langganan warga dusun. Masyarakat bisa mentransfer atau mengirim uang tanpa perlu ke kota.

Desa Brilian ditujukan untuk memberdayakan wilayah pedesaan menjadi maju dan mandiri secara ekonomi. BRI juga menggaungkan program inkubasi desa.

Program tersebut telah diikuti oleh 3.178 desa. Tahun ini ada 1.000 desa yang menempuh pelatihan pemberdayaan dalam program New Desa Brilian 2023 yang terdiri dari tiga batch. Termasuk Desa Majannang di Maros itu. Ujungnya nanti adalah pemilihan desa-desa terbaik dalam malam puncak Nugraha Karya Desa Brilian 2023.

Aparatur dan warga desa belajar tentang kepemimpinan, keterampilan, bagaimana memajukan BUMDes, kewirausahaan, inovasi, digitalisasi, bahkan teknik komunikasi.

Setiap desa dibimbing untuk menemukan karakternya. Desa Majannang misalnya yang dikenal sebagai kampung payet. Sudah sebagian besar warganya, terutama ibu-ibu, yang membuka jasa membuat hiasan mengkilap untuk baju itu.

Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengatakan, Desa Brilian adalah program rutin digelar setiap tahun. Bentuk komitmen BRI dalam menjalankan fungsi empowerment atau pemberdayaan.

Desa-desa yang masuk Desa Brilian diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul serta semangat kolaborasi. Itu untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s).

“Semoga hal ini menginspirasi desa-desa lain untuk memajukan desanya. Karena yang menjadi concern BRI di dalam kegiatan ini, Desa Brilian bisa bergerak untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di desa,” ucap Catur.

Desa Brilian termasuk dari komitmen BRI mengimplementasikan prinsip-prinsip Environmental, Social, & Governance (ESG) dan pepatah “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. BRI tidak sekadar hadir dengan kantor dan layanan perbankannya, namun juga memberi makna bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.

Dampak Positif Digitalisasi

Desa Brilian telah berhasil mengangkat “derajat” banyak desa di Indonesia. Desa Megulung Kidul di Purworejo misalnya yang sebelumnya hanya dikenal sebagai produsen beras produktif, kini punya agrowisata. Desa membangun taman buah anggur di area persawahan, menawarkan panorama alam, pertanian kuliner, dan jajanan UMKM.

Desa Pujon Kidul di Malang, juga menuai sukses berkat program Desa Brilian. Hamparan sawah yang indah di ketinggian 1.000-1.200 Mdpl disulap menjadi kafe sawah. Pengunjung bisa menikmati kopi, teh, dan makanan di saung-saung. Pujon Kidul pun dinobatkan sebagai satu dari 15 desa pemenang utama Desa Brilian 2022 lalu.

Desa Tunjungan di Blora kini ramai dikunjungi karena punya wisata alam buatan berupa Waduk Greneng dan daya tarik yang begitu harum, yakni buah durian.

Lalu pada 2023 ini, ada desa bernama Nepo di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Nepo satu-satunya desa di Sulsel yang masuk 15 besar menuju Nugraha Karya Desa Brilian 2023 yang akan digelar tak lama lagi.

Desa Nepo punya kekuatan, tepatnya ciri khas, karena merupakan desa masa kecil presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie. Destinasi yang coba dibangun (dan mendapat dukungan maksimal dari BRI), pun dinamai Desa Wisata Kampung Habibie Kecil.

Setelah melewati 40 besar Desa Brilian 2023, Desa Nepo pun mendapat hadiah Rp10 juta untuk modal pengembangan desa dari BRI. Desa berpenduduk 3.500 jiwa itu pun mendapat pendampingan akademisi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, salah satu mitra BRI.

Desa Nepo memiliki potensi 1.000 hektare area tani, 500 hektare kebun cengkih, 300 hektare kebun kacang. Di antara pergantian musim masyarakat menanam jagung.

Desa Nepo juga dianugerahi hutan lindung sekitar 5.000 hektare yang di dalamnya mengucur madu-madu alami. BUMDes-lah nanti yang akan mengelola itu dengan manajemen modern.

Pimpinan Cabang BRI Barru, David Ricardo menuturkan, BRI akan selalu mendukung apa yang dibutuhkan Desa Nepo. Misalnya perbaikan administrasi hingga permodalan. BRI juga akan ambil bagian besar dalam meningkatkan kelas UMKM di desa tersebut.

BRI pun menghadirkan satu mantri di Desa Nepo yang akan berkolaborasi dengan pemerintah desa dalam memaksimalkan semua potensi. Termasuk jualan utama kampong kecil Habibie.

Habibie dalam sejarah hidupnya pernah melewati masa kecil di Nepo, antara 1942 hingga 1946. Masjid milik orang tua Habibie, termasuk rumah tinggal mereka, masih berdiri kokoh. Nepo juga memiliki air terjun, gua, dan sungai yang kerap menjadi tempat Habibie kecil mandi dan bermain.

Kekayaan potensi Desa Nepo membuat BRI yakin bisa semakin memberi makna dengan kehadiran program Desa Brilian, seperti desa-desa lain yang sudah lebih dahulu mereguk sukses. Salah satu hal yang akan dikembangkan serius adalah digitalisasi.

Riset terbaru yang dilakukan DFS Lab dan RISE Indonesia, serta Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) menunjukkan bahwa ekonomi digital telah mengubah cara orang di perdesaan dalam mencari nafkah.

“Dalam ekonomi digital ini, 1 dari 5 orang Indonesia telah berpartisipasi dalam mata pencarian digital melalui platform besar dan pemain yang lebih kecil,” ujar Stephen Deng, partner DFS Lab.

Seiring waktu, masyarakat desa akan bisa menyaingi orang kota yang sebelumnya menguasai kemajuan ekonomi berkat digitalisasi. Riset tersebut sesuai dengan sejalan dengan misi program Desa Brilian untuk mengajak masyarakat di pelosok ikut merasakan kemajuan. Bertumbuh dan menjadi sejahtera.

Digitalisasi diyakini bisa menghadirkan mata pencarian baru bagi individu perdesaan yang sebelumnya tidak pernah bekerja, terutama perempuan, pemuda, dan individu dengan tingkat pendidikan rendah sekalipun.

Desa Brilian seperti kata Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi kemajuan desa-desa lainnya. Jadi bukan hanya memberi makna untuk desa yang masuk program, namun memberi makna untuk seluruh wilayah Indonesia, seperti slogan BRI. (imam dzulkifli)