NEWS  

Kasus Covid-19 Meningkat Lagi, Bagaimana di Maros?

Warga menjalani uji swab. (FOTO: ANTARA)

MAROS, MM – Sempat melandai, kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia cenderung meningkat kembali. Jakarta bahkan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lagi. Makassar juga masih masuk lima besar nasional.

Setidaknya dalam tiga hari terakhir, jumlah pasien di ibu kota Sulsel itu bertambah signifikan. Dalam sehari, rata-rata ada 60 warga yang positif virus corona.

Anggota tim epidemiologi Satgas Penanganan COVID-19 Makassar, dr Ansariadi menuturkan, sejak Minggu, peningkatan itu sudah terlihat.

Kasus positif corona di Makassar per 10 September 2020 mencapai 7.258. Sebanyak 262 pasien meninggal, 5.102 sembuh, dan 1.894 masih dirawat.

Nah, bagaimana situasi di Kabupaten Maros yang berbatasan langsung dengan Makassar? Pada Jumat, 11 September 2020, terjadi kenaikan juga.

Data yang dirilis Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Maros, dr Syarifuddin menunjukkan, ada empat warga yang terkonfirmasi positif, kemarin. Masing-masing seorang lelaki (49 tahun) di Desa Mattoanging, Kecamatan Bantimurung, seorang lelaki (33 tahun) di BTN Batangase Permai, seorang lelaki (26 tahun) di Jalan Garuda, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, dan seorang lelaki (41 tahun) di Desa Lekopancing, Kecamatan Tanralili.

Bahkan dua hari sebelumnya, seorang pasien positif Covid-19 asal Maros meninggal. Pasien perempuan berumur 46 tahun yang beralamat di Banagia, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale. Mengembuskan napas terakhir di RS Tadjuddin Chalid, Makassar, dia kemudian dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Macanda, Gowa.

Namun jika dibandingkan Makassar, persentase Covid-19 di Maros jauh lebih baik. Sisa 7,6 persen dari total pasien yang pernah dinyatakan positif, menjalani perawatan.

Secara keseluruhan, sudah ada 503 orang yang terpapar virus corona di Maros. Sebanyak 454 orang di antaranya sudah sembuh. Sedangkan yang meninggal 11 orang. Sisanya masih menjalani perawatan. Ada yang di rumah sakit, ada yang isolasi mandiri di rumah.

Syarifuddin mengingatkan bahwa kebiasaan pakai masker harus terus dilakukan. Kemudian jaga jarak fisik 1,5-2 meter dan hindari kerumunan. Berikutnya selalu cuci tangan pakai sabun maupun hand sanitizer.

“Khusus di perkantoran, kurangi pemakaian AC. Gunakan ventilasi alami dengan membuka jendela dan pintu,” ucapnya. (fik)