OPINI  

Gelar-gelar untuk Jiwa, Tak Didapat di Kampus Manapun

Hamka Mahmud. (FOTO: IST)

Oleh Hamka Mahmud*

KALAU akal yang beri gelar manusia. Seperti doktor, master, atau sarjana. Semua diraih setelah akal diuji oleh  lembaga pendidikan, di universitas atau perguruan tinggi. Gelar ini yang sekarang berlomba manusia raih.

Sementara jiwa yang memberi gelar Tuhan. Gelar itu disematkan ketika melewati ujian yang menggocang kejiwaannya. Ada yang tidak lulus. Namun ada juga yang lulus. Sebab ia tetap taat kepada Allah ketika jiwanya diberi cobaan.

Sayangnya gelar untuk jiwa tidak banyak diperebutkan. Padahal inilah gelar yang sangat penting serta paling menyelamatkan. Ijazahnya dapat memasukkan pemiliknya ke dalam surga.

Adapun jiwa yang lulus ujian dan meraih gelar:

Pertama, bergelar syakirin. Yaitu orang yang kaya atau penguasa  yang senantiasa bersyukur. Sosok menerima gelar ini yaitu Nabi Sulaiman AS dan Raja Dzulqarnain. Gelar syakirin tak mudah diraih oleh penguasa atau orang kaya.

Sebab menurut ahli hikmah, lebih utama kedudukannya di sisi Allah orang kaya yang bersyukur dari orang miskin yang bersabar.

Coba dianalisis, kenapa demikian? Menurut penulis, kerena jika orang kaya itu bersyukur maka yang ia lakukan memberi manfaat atas hartanya kepada orang lain. Lain halnya dengan orang miskin yang bersabar, sabarnya hanya untuk dirinya saja. Di sinilah letak bedanya.

Kedua, bergelar shabirin. Yaitu hamba Allah yang senantiasa bersabar ketika tertimpa musibah. Apakah musibah itu menimpa anak, harta juga fisiknya sendiri.

Sosok insan penerima gelar shabirin untuk jiwanya yaitu Nabi Ayub As. Sebab komplit ia terima musibah. Internal juga eksternal; tubuhnya sakit parah selama 20 tahun tapi ia sabar, seluruh anaknya 12 orang mati bersamaan tapi tetap sabar, dan seluruh hartanya dalam bentuk hewan ternak musnah dihantam badai topan dan ia tetap bersabar.

Ketiga, bergelar muttaqin. Secara khusus gelar ini Allah sematkan kepada muslim yang melaksanakan puasa pada bulan Ramadan. Tentu yang mengerjakan puasa dengan menjaga seluruh kaifiat puasa. Olehnya itu, pada saat Idulfitri mereka diwisuda secara massal karena telah menang melawan hawa nafsunya.

Dan secara khusus ada ayat yang menyinggung tentang gelar-gelar bagi jiwa yang taat kepada Allah.

Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. QS. Al-Ahzab, Ayat 35

Semua gelar jiwa di atas, tidak ada kampus manapun di dunia ini yang mengeluarkannya. Ia gelar yang disematkan oleh Allah khusus hanya bagi hambanya yang taat pada perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dan semua manusia khususnya yang muslim dan muslimat: kaya maupun miskin, pejabat juga rakyat, ningrat maupun hamba sahaya, di kota maupun di desa berpeluang meraih gelar mulia untuk jiwanya dari Allah.

Ada gelar diturunkan dari langit dan ada juga gelar dikeluarkan penduduk bumi. (*)

*Dai Kamtibmas